Senin, 19 April 2010

ASKEP HIV/AIDS

ASKEP HIV/AIDS

KONSEP DASAR
PENGERTIAN
AIDS (Acquired immunodeficiency syndrome) diartikan sebagai bentuk paling berat dari keadaan sakit terus menerus yang berkaitan dengan infeksi human immunodefecienci virus (HIV). Manifestasi infeksi HIV berkisar mulai dari kelainan ringan dalam respons imun tanpa tanda dan gejala yang nyata hingga keadaan imunosupresi yang berat yang berkaitan dengan pelbagai infeksi yang dapat membawa kematian dan kelainan malignitas yang jarang terjadi.
PATOFISIOLOGI
HIV tergolong sebagai kelompok virus yang dikenal sebagai retrovirus yang menunjukkan bahwa virus tersebut membawa materi genetiknnya dalam asam Ribonukleat (RNA) dan bukan dalam asam Dioksiribonukleat (DNA).
Virus ini ditransmisikan melalui kontak seksual, darah dan produk darah yang terinfeksi, serta melalui perinatal.
Virus ini mamasuki tubuh dan terutama menginfeksi sel yang mempunyai molekul CD4. Kelompok sel terbesar yang mempunyai molekul CD4 adalah limfosit T4. sel-sel target yang lain adalah monosit, makrofag, sel dendrit, sel langerhans, dan sel mikroglia.
Setelah mengikat molekul CD4 virus memasuki sel target dan melepaskan selubung luarnya (virion virus). RNA retrovirus di transkripsi menjadi DNA melalui transkripsi terbalik dengan menggunakan enzim reverse transkriptase untuk melakukan pemrograman ulang materi genetik dan sel T4 yang terinfeksi untuk membuat double-stranded DNA (DNA lintas ganda). DNA akan disatukan ke dalam nukleus sel T¬4 (sel targe) dan membentuk pro virus. Pro virus dapat menghasilkan protein viru baru, yang bekerja hampir menyerypai pabrik untuk virus-virus baru.
Infeksi monosit dan makrofag tampaknya berlansung secara persisten dan tidak mengakibatkan kematian sel yang bermakna, tetapi sel-sel ini menjadi reservoir bagi HIV sehingga virus tersebut dapat tersembunyi dari sistem imun dan terangkut keseluruh tubuh lewat sistem ini untuk menginfeksi pelbagai jaringan tubuh.
PENTINGNYA SEL T4 (LIMFOSIT T) DAN KEKEBALAN DIPERANTARAI SEL:
Dalam respons imun, limfosit T4 memainkan beberapa peran yang penting yaitu:
o Mengenali anti gen yang asing
o Mengaktifkan limfosit B yang memproduksi anti bodi
o Menstinulasi sel T sitotoksik
o Memproduksi limfokin dan mempertahankan tubuh terhadap infeksi parasit.
Namun justru sel inilah yang diinfeksi dan kemudian di rusak oleh HIV. Karena proses infeksi dan pengambil alihan sel T4 mengakibatkan kelainan dari kekebalan, maka ini memungkinkan perkembangan neoplasma dan infeksi oportunistik (infeksi yang terjadi sebagai akibat dari gangguan sistem imun)
PENULARAN
Ada tiga jalur utama penularan HIV; yaitu melalui selaput lendir, darah dan produk darah, serta in utero. pada kaum homoseks praktik anal intercourse atau anal manipulation akan meningkatkan kemungkinan trauma pada mukosa rektum dan selanjutnya memperbesar peluang untuk tertular HIV. Hubungan heteroseksual pada seseorang dengan frekuensi berganti pasangan tinggi merupakan faktor penularan yang bermakna.
Penularan dapat pula terjadi pada pemakai obat bius intra vena yang menggunakan seprit yang terkontaminasi secara bergantian. Pemberian transfusi darah dapat pula menularkan HIV, namun demikian risiko yang berkaitan dengan transfusi kini sudah banyak berkurang, sebagai hasil pemeriksaan serologi yang secara sukarela diminta sendiri, pemorosesan konsentrat faktor pembekuan dengan pemanasan, dan cara-cara inaktivasi virus secara yang semakin efektif (Donegan dalam C. Smeltzer S.). petugas (perawat) dapat pula menjadi sasaran penularan HIV melalui tusukan jarum suntik yang secara tidak sengaja. Penularan dari ibu ke janin dapat terjadi melalui in utero, dan melalui air susu ibu.
PENCEGAHAN PENULARAN
Berikut ini adalah pedoman “tindakan penjagaan universal untuk mencegah penularan HIV” yang dikutip oleh Susanne C. Smeltser dalam U.S. Departemen of Health and Human Servis):
1. Perhatikan benda-benda tajam (misalnya jarum suntik, mata pisau bedah) yang berpotensi untuk untuk menularkan penyakit, dan tangani benda-benda tersebut dengan sangat hati-hati untuk mencegah cedera yang tidak disengaja.
2. Tempatkan spuit dan jarum disposibel, skapel, dan benda-benda tajam lainnya yang sudah tidak terpakai dalam wadah anti tembus yang dileletakkan didekat tempat benda-benda tadi digunakan. Jarum suntik yang habis dipakai harus ditutup kembali, dibengkokkan dan dilepas dari spuit sekali pakai.
3. Kenakan alat pelindung (sarung tangan, gaun bedah, masker dan kaca mata pelindung) untuk mencegah agar tidak terkena darah, cairan tubuh yang mengandung darah dan cairan tubuh yang termasuk dalam aplikasi tindakan penjagaan universal. Tipe alat pelindung harus sesuai dengan prosedur yang dilakukan dan tipe pajanan yang diantisipasi.
4. Basuh dengan segera dan seksama kedua belah tangan serta permukaan kulit lainnya yang terkontaminasi darah, cairan tubuh yang mengandung darah dan cairan lain yang termasuk dalam aplikasi tindakan penjagaan universal.
5. Sedapat mungkin meminimalkan kebutuhan untuk melakukan resusitasi mulut kemulut dengan cara menyediakan alat resusitasi yang dilengkapi bagian mulut, kantong (bagi) resusitasi atau alat pentilasi lainnya, sehingga bisa digunakan di tempat mana saja kebutuhan resusitasi dapat diramalkan.
6. Pada saat hamil, laksanakan dan pertahankan tindakan penjagaan yang cermat dan benar. Petugas kesehatan yang hamil tidak terbukti beresiko lebih besar untuk terjangkit HIV dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil. Namun demikian, jika seorang petugas kesehatan, yang hamil tertular infeksi HIV, maka bayi yang dikandungnya akan menghadapi risioko yang meningkat untuk terkena infeksi tersebut sebagai akibat dari penularan perinatal.
7. Dilingkungan rumah, buang dan sirami darah serta cairan tubuh ke dalam kloset.
8. Bungkus barang-barang yang terkontaminasi yang tidak bisa dibuang ke dalam kloset dengan menggunakan kantong plastik, dan kemudian masukkan kantong tersebut ke dalam kantong kedua sebelum di buang ditempat sampah menurut peraturan daerah setempat bagi pembuangan limbah padat.
9. Bersihkan setiap ceceran darah atau cairan tubuh lainnya dengan sabun dan air atau larutan deterjen. Larutan sodium hipoklorit yang baru (larutan pembersih rumah tangga) dalam konsentrasi pengenceran 1:10 merupakan desifektan yang efektif. Orang yang membersihkan ceceran tersebut harus menggunakan sarung tangan pelindung.
Sistem isolasi lainnya, yaitu body substance isolation system (sistem pengisilasian substansi tubuh, digunakan oleh beberapa lembaga Amerika Serikat sebagai pilihan alternatif untuk Universal Blood Fluid Precaution (tindakan penjagaan universal untuk darah dan cairan tubuh
Pedoman berikut ini digunakan untuk mencegah penularan infeksi selam perawatan pasien:
 Mencuci tangan
o Cuci tangan selam 10 detik dengan sabun air yang mengalir dan menggosokkan sebelum menyentuh pasien saat kedua tangan kotor.
 Sarung tangan
o Kenakan sarung tangan bersih sebeblum menyentuh membran mukosa dan kulit yang tidak utuh
o Kenakan sarung tangan yang tepat setiap kali terdapat kemungkinan terkenanya kedua tangan dengan substansi tubuh yang basah.
o Lepaskan segera sarung tangan sesudah tugas diselesaikan
 Gaun atau apron plastik
o Kenakan ketika terdapat kemungkinan pakaian atau kulit menjadi kotor.
 Maker
o Kenakan masker ketika bekerja lansung pada kulit dengan bagian terbuka yang luas
o Kenakan masker ketika mendapat kemungkinan terkenanya membran mukosa nasal atau oral dengan substansi tubuh yang basah
 Jarum suntik dan benda tajam
o Buang jarum dan benda tajam bekas pakai kedalam wadah yang kaku dan bahan tembus.
o Jangan memasang kembali tutup jarum bekas dengan tangan.
o Berhati-hati ketika memanipulasi atat-alat kecil seperti heparin lock.
 Pemilihan teman sekamar
o Hindari konbinasi teman sekamar diman pasien yang satu besar kemungkinannya tersentuh dengan substansi tubuh pasien lain yang basah.
o Tempatkan pasein penyakit menular dalam ruangan isolasi/ruangan tersendiri atau dengan pasien yang sistem kekebalannya tidak terganggu.
 Sampah dan kain kotor
o Tempatkan semua sampah dan kain kotor dalam kantong yang ditutup ketat.
o Buang sampah dan kain kotor menurut kebijakan fasilitas.
o Kenakan sarung tangan dan pakaian pelindung lainnya ketika menangani sampah dan kain kotor.
 Pekerjaan rumah tangga
o Bersihkan semua ruagan menurut jadwa secara teratur
o Bersihkan barang-barang, peralatan, perabot yang dikotori oleh substansi tubuh yang basah dengan segera
o Kenakan sarung tangan
 Sepesimen laboratorium
o Tangani semua spesimen laboratorium dengan kecermatan yang sama, label untuk menyatakan tindakan penjagaan yang khusus tidak diperlukan.
 Tanda-tanda dan label
o Hindari tanda-tanda dan lebel yang menyatakan bahwa pasien menderita penyakit menular. Hal seperti ini tidak diperlukan dan dapat mendorong standar gadan dalam perawatan
o Identifikasi ruangan bagi pasien penyakit menular sehingga kerentanan petugas kesehatan dapat dinilai.
 Kepatuhan petugas kesehatan
o Kebangkan program untuk memastikan bahwa semua petugas kesehatan mematuhi sistem tindakan penjagaan infeksi.
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis penyakit AIDS menyebar luas dan pada dasarnya dapat mengenai setiap sistem organ. penyakit yang berkaitan dengan infeksi HIV dan penyakit AIDS terjadi akibat infeksi, malignasi dan atau efek lansung HIV pada jaringan tubuh. Pembahasan berikut ini dibatasi pada manifestasi klinis dan akibat dari infeksi HIV yang paling sering ditemukan.
 Respiratorius
o Pneomonia pneumocystis carinii.
Gejala napas yang pendek, sesak napas (dispnea) batuk-batuk, nyeri dada, dan demam akan menyertai berbagai infeksi opurtunistik (infeksi yang disebabkan oleh kerusakan kekebalan tubuh)
o Kompleks mikobacterium avium.
MAC (micobacterium avium complex) muncul sebagai penyebab utama infeksi bakteri pada pasien-pasien AIDS. Mikroorganisme yang termasuk dalam MAC adalah M. Avium, M. intracelular dan M. scrofulaceum, MAC yaitu suatu kelompok basil tahan asam, biasanya menyebabkan infeksi pernapasan kendati juga sering ditemukan dalam traktus gastroinstestinal, nodus limfatikus dan sumsum tulang.
 Gastroinstestinal
o Kandidiasis oral
Ditandai oleh bercak-bercak putih seperti krim dalam rongga mulut. Kalau tidak diobati, kandidiasis oral akan berlanjut degan mengenai esofagus dan lambung. Tanda- tada dan gejalayang menyertai mencakup keluhan menelan yang sulit serta nyeri dan rasa sakit di balik sternum.
o Sindrom pelisutan
(Wasting Sindrom) kriteria diagnostiknya mencakup penurunan berat badan yang tidak dikehendaki yeng melampaui 10 % dari berat badan dasar, diare yang kronis, selama lebih dari 30 hari atau kelemahan yang kronis, dan demam yang kambuhan atau menetap tanpa adanya penyakit lain yang dapat menjelaskan gejala ini.
 Kanker
o Sarkoma kaposi
Merupakan penyakit yang melibatkan lapisan endotel pembuluh darah dan limfe.
 Neurologik
o Encefalopati HIV
Disebut pula sebagai kompleks dimensia AIDS. Infeksi ini akan menyebabkan kerusakan neurotransmitter. Manifestasi dini mencakup gangguan daya ingat , sakit kepala, kesulitan konsentrasi, konfusi progresif, perlambatan psikomotorik, apatis dan ataksia, stadium lanjut mencakup gangguan kognitif gobal, kelambatan dalam respons perbal, gangguan afektif seperti pandangan yang kosong, hepereflekksi paraparesis spastik, psisis, halusinasi, tremor, inkontinentia, serangan kejang, mutisme dan kematian.
o Cryptococcus neofarmans
Ditandai gejala seperti demam/panas, sakit kepala, keadaan tidak enak badan (malaise), kaku kuduk, mual, vomitus, perubahan status mental, dan kejang-kejang. Dignosis ditegakkan dengan analisis cairan cerebrospinal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar